Pengarang Seno Gumira Ajidarma Harga: Rp 15.000 Linguae artinya lidah. Cerpen `Linguae` dalam kumcer berjudul sama karya Seno Gumira Ajidarma ini bercerita tentang makna lidah bagi manusia. Bagaimana nasib para pecinta jika organ tubuh yang satu ini hilang? Begitu banyak peran lidah yang tak dapat digantikan oleh organ lain seperti dengkul

â€ș Cerpenâ€șKemenangan Keempat Seno Gumira... Cerpen ”Macan” karya Seno Gumira Ajidarma terpilih sebagai Cerpen Terbaik Kompas 2020. ”Macan” memenangi persaingan dengan 16 karya lainnya yang masuk nominasi pemenang. OlehHERLAMBANG JALUARDI DAN BUDI SUWARNA 4 menit baca KOMPAS/ALBERTUS KRISNA Nama Seno Gumira Ajidarma dengan cerpennya berjudul Macan tertera pada trofi Anugerah Cerpen Terbaik Kompas 2020. Pemberian penghargaan dilakukan dalam acara Anugerah Cerpen Kompas yang digelar secara daring, Senin 28/6/2021, dari ruang Kompas Institute di Kompas memilih cerita pendek Macan karya Seno Gumira Ajidarma sebagai Cerpen Terbaik Kompas 2020. Macan memenangi persaingan dengan 16 karya lainnya yang masuk nominasi Cerpen Pilihan Kompas 2020. Ini adalah kali keempat cerpen Seno terpilih sebagai Cerpen Terbaik Kompas. Dalam cerita yang dimuat pada edisi 1 Maret 2020 ini, Seno menggugat manusia yang kadung dilabeli sebagai makhluk bijaksana.”Sebenarnya saya ingin menulis tentang peristiwa perampokan ternak yang sadis. Tapi dari mana masuknya, itu misteri kreativitas. Apa yang ingin saya tulis itu hadir di situ cerpen Macan sangat kecil, tapi sangat penting menunjukkan manusia lebih berperan dalam menghabiskan hewan ternak, lebih canggih,” kata Seno lewat konferensi virtual dalam acara Anugerah Cerpen Kompas 2020 yang digelar secara daring dari ruang Kompas Institute di Jakarta, Senin 28/6/2021. Dalam cerita itu, tokoh Macan bernama Embah bersama keluarganya terdesak warga desa, yang cemas dengan kebuasan harimau. Seno mengambil sudut pandang harimau, seperti cerita-cerita dongeng.”Ini adalah cerita klasik tentang habitat yang terganggu dan dampaknya bagi manusia. Klasik sebenarnya. Teknik yang saya gunakan pun realisme biasalah, agak kurang ngawurnya. Padahal, nulis cerpen paling enak bagian ngawurnya,” kata Seno diikuti derai tawa. Dia mengirim cerpen ke Kompas sejak tahun 1978 dan baru mulai dimuat tahun tahun 1968 hingga 2020, harian Kompas telah memuat judul cerpen. Tercatat 575 cerpenis yang karyanya dimuat, lebih dari separuhnya dimuat di atas dua kali. Beberapa nama yang karyanya kerap mewarnai edisi akhir pekan adalah Beni Setia 45 judul, Ratna Indraswari Ibrahim 46, Harris Effendi Thahar 51, dan Yanusa Nugroho 55.KOMPAS/ALBERTUS KRISNA M Hilmi Faiq memandu acara Anugerah Cerpen Kompas 2020 yang digelar Senin 28/6/2021 secara daring dari Ruang Kompas Institute di Jakarta. Cerpen Macan karya Seno Gumira Ajidarma dinobatkan sebagai Cerpen Terbaik Kompas cerpenis lain, karya cerpen Seno telah dimuat sebanyak 85 judul dalam kurun waktu 1982 hingga 2020. Sebanyak empat di antaranya terpilih sebagai Cerpen Terbaik Kompas, yakni Pelajaran Mengarang terbit tahun 1992, Cinta di Atas Perahu Cadik 2007, Dodolitdodolitdodolibret 2010, dan Macan 2020.Sejauh ini, baru Seno yang memenangi Cerpen Terbaik Kompas sebanyak empat kali. Pencapaian terdekat dengan Seno dicatat Budi Darma dan Kuntowijoyo yang masing-masing memenangi penghargaan ini sebanyak tiga 1982, karya cerpen Seno selalu menemani pembaca. Pada tahun itu, ada enam judul yang dimuat. Karya cerpennya hanya absen pada 1996, 2004, 2005, dan 2009. Pada 2020, Kompas memuat cerpen Seno lainnya yang berjudul mentereng, Simuladistopiakoronakra. Cerpen yang dimuat pada edisi 5 Juli 2020 itu tidak masuk ke dalam buku Kumpulan Cerpen Terbaik Kompas itu berisi 17 judul cerpen yang dinominasikan sebagai Cerpen Terbaik Kompas 2020. Ketujuh belas cerpen itu dipilih dewan juri dari 48 judul cerpen yang dimuat sepanjang tahun 2020. Jumlah pilihan cerpen itu relatif lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. M Hilmi Faiq, salah satu anggota Dewan Juri, mengatakan, ”Entah terpengaruh pandemi atau tidak, rasanya hanya 17 judul ini yang layak bersanding dalam sebuah buku,” Macan, kata Hilmi, akhirnya dipilih juri sebagai pemenang bukan karena nama besar Seno, tetapi karena Macan unggul di semua aspek untuk menjadi cerpen yang baik dibandingkan pesaingnya. ”Suara juri bulat untuk Macan,” kata Faiq. KOMPAS/ALBERTUS KRISNA Suasana di balik layar acara Anugerah Cerpen Kompas 2020 yang digelar secara daring, Senin 28/6/2021, dari ruang Kompas Institute di tambah Faiq, lincah mengambil sudut pandang pertama dari tokoh-tokohnya, ada macan, ada pemburu, ada orang-orang. Ketegangannya jadi terjaga hingga cerpenis Damhuri Muhamad, cerpen Macan memang menarik. ”Tema hutan dan lingkungan selama ini jarang tergarap dalam iklim kreatif. Dalam waktu cukup panjang, garapan tematik langka ini sulit saya temukan dalam cerpen-cerpen Kompas. Padahal, persoalan konservasi hutan dan kerusakan lingkungan adalah persoalan besar Indonesia hari ini,” kata Damhuri, yang cerpennya, Kandang Kambing Nurwajilah, terpilih ke dalam buku kumpulan cerpen tahun 2020 cerpenCerpen menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan harian Kompas sejak 1968. Penganugerahan cerpen terbaik mulai dihelat sejak 1992. Sebanyak 29 cerpen terbaik yang merupakan karya 21 penulis telah terpilih selama periode itu. Lima penulis menerima penghargaan beberapa kali.”Anugerah ini merupakan kontribusi kecil Kompas untuk ikut mendorong pengembangan dunia sastra. Karya sastra bisa mendorong lahirnya ide atau gagasan-gagasan baru karena kemampuannya menerawang menembus lorong waktu. Dunia sastra mengingatkan harkat kita sebagai manusia yang memiliki kepekaan rasa untuk terus mengasahnya,” kata Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta pada cerpen terus terjaga. Saat ini, redaksi menerima kiriman cerpen untuk koran rata-rata 10 hingga 15 naskah per hari, sementara yang dimuat paling banyak hanya 52 naskah dalam setahun. Sementara untuk cerpen yang dimuat di laman naskah yang diterima rata-rata 5-10 cerita per penulis Okky Madasari, cerpen Kompas memberi ruang kemungkinan atas realitas dalam masyarakat. ”Di sela-sela berbagai berita, cerpen kembali mengingatkan bahwa ada kesempatan untuk membangun dunia lebih baik, dengan imajinasi dan nurani kita. Merawat halaman cerpen berarti memelihara harapan dan imajinasi kita bersama,” kata Okky, yang karya cerpennya, Sendiri-sendiri, terpilih masuk buku kumpulan cerpen tahun 2020 ini. menganalisisprosa adalah pendekatan struktural. Dalam hal ini, peneliti akan meneliti kumpulan cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma (SGA). Kumpulan cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku merupakan buku kumpulan cerpen SGA yang terbit pertama kali pada tahun 2002 dan diterbitkan ulang pada tahun 2016. Cerpen Seno Gumira Ajidarma. Pengertian cerpen cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Agaknya nenek itu sengaja membawa gadis manis cucunya itu kesini untuk. Cerpen Seno Gumira Ajidarma Gambaran from Saksi mata ditulis sga berdasarkan keterangan para korban dan saksi mata atas insiden dili, 12 november 1991 yang terjadi di timor timur. Teluk wengkay korrie layun rampan 3. Ibu guru tati menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. 2007, Cerpen, Cerpen Pilihan Kompas, Cinta, Senja, Senja Di Kaca Spion, Seno Gumira Ajidarma Matahari Tidak Pernah Terbenam Di Negeri SenjaSeno Gumira Ajidarma, Baca Artikel Ini Dan Artikel Lainnya Dengan Daftar Akun Itu Berjudul “Dunia Gorda”.Ketika Membaca Kumpulan Cerpen Seno Gumira Ajidarma Sga Dalam Buku Kumpulan Cerpen 2007, Cerpen, Cerpen Pilihan Kompas, Cinta, Senja, Senja Di Kaca Spion, Seno Gumira Ajidarma Matahari Tidak Pernah Terbenam Di Negeri Senja Cintaku jauh di komodo seno gumira ajidarma berikut ini naskah cerpen cintaku jauh di komodo karya seno gumira ajidarma yang saya salin sesuai dengan naskah aslinya yang dimuat di harian kompas bulan agustus tahun 2003. Pengertian cerpen cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. lahir 19 juni 1958 adalah penulis dan ilmuwan sastra indonesia. Seno Gumira Ajidarma, Dilarang menyanyi di kamar mandi. Saksi mata merupakan salah satu cerpen dalam kumpulan cerpen saksi mata yang dikarang oleh seno gumira ajidarma. Dodolitdodolitdodolitbret karya seno gumira ajidarma, cerpen terbaik pilihan kompas 2010 [
] tak ada yang baru di bawah matahari boneka ketujuh. Lanjutkan Baca Artikel Ini Dan Artikel Lainnya Dengan Daftar Akun Kompas kring +6221 2567 6000. Saksi mata ditulis sga berdasarkan keterangan para korban dan saksi mata atas insiden dili, 12 november 1991 yang terjadi di timor timur. Kalian punya waktu 60 menit”, ujar ibu guru tati. Cerpen Itu Berjudul “Dunia Gorda”. Beberapa buku karyanya adalah atas nama malam, wisanggeni—sang buronan, sepotong senja untuk pacarku, biola tak berdawai, kitab omong kosong, dilarang menyanyi di kamar mandi, dan negeri senja. Seno gumira ajidarma dilahirkan di boston pada tanggal 19 juni 1958 dan dibesarkan di yogyakarta. Seno gumira ajidarma seorang cerpenis, esais, wartawan, dan pekerja teater. Ketika Membaca Kumpulan Cerpen Seno Gumira Ajidarma Sga Dalam Buku Kumpulan Cerpen Telaah cerpen “clara” karya seno gumira ajidarma menggunakan pendekatan objektif a. Pada tahun 1977 seno mulai bekerja sebagai wartawan lepas pada surat kabar merdeka. Apakah kamu menerimanya dalam keadaan lengkap?
Title Dunia Sukab : sejumlah cerita / Seno Gumira Ajidarma, Author: Seno Gumira Ajidarma,*1958-*(pengarang), Publisher:Jakarta : Noura Books, 2016|Bandung : Mizan Media Utama|© 2015 Seno Gumira A., Subject:Sukab (tokoh fiksi) |Fiksi Indonesia |Kesusastraan Indonesia - Kumpulan |Cerita pendek Indonesia , Isbn: -4, Type: Monograf
Biografi sastrawan Seno Gumira Ajidarma menarik untuk dibahas mengingat banyaknya karya yang telah ia ciptakan. Karya-karya itu telah mengantarkannya meraih sejumlah penghargaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Dan menariknya lagi, pengarang yang mengawali kariernya sebagai seorang wartawan ini enggan disebut sastrawan dan pernah menolak penghargaan di bidang sastra, lho! Kenapa, ya? Untuk mengetahuinya, simak kisah perjalanan karier lengkap Seno Gumira Ajidarma di bawah ini!Siapa yang tak mengenal sastrawan-sastrawan kenamaan seperti Chairil Anwar, WS Rendra, dan Sapardi Djoko Damono? Selain nama-nama tersebut, ada satu lagi pengarang terkenal yang perlu kamu ketahui biografi dirinya, yaitu Seno Gumira Seno Gumira Ajidarma di dunia literasi Indonesia tentulah sudah tidak diragukan. Memulai proses kreatif sejak berusia 17 tahun, pria kelahiran 19 Juni 1958 ini tercatat telah banyak menelurkan karya tulisan, baik fiksi maupun banyak menulis puisi, cerpen, novel, serta esai yang dimuat di surat kabar dan diterbitkan dalam buku antologi. Tak sedikit pula cerpen karyanya yang menerima penghargaan dari dalam hingga luar begitu, pengarang yang dikenal dengan nama samaran Mira Sato ini justru menolak disebut sebagai seorang sastrawan. Ia memilih disebut sebagai wartawan, karena menurutnya kata itu lebih mampu mewakili profesinya, yaitu seorang penulis. Sepanjang kariernya, ia tak hanya hadir menyuguhkan karya sastra, tetapi juga terlibat dalam penulisan kreatif lainnya. Salah satunya ialah ketika ia dipercaya bergabung dengan tim penulis skenario untuk film Wiro Sableng 212 2018. Penasaran ingin tahu kisah perjalanan hidup dan kariernya secara lengkap? Jangan khawatir, KepoGaul telah merangkum biografi Seno Gumira Ajidarma di artikel ini. Simak baik-baik, siapa tahu kamu dapat meneladani sosoknya. Selamat membaca! Sumber Twitter – thebookseller Hal pertama yang perlu kamu tahu dari biografi Seno Gumira Ajidarma adalah seputar kehidupan pribadi dan pendidikannya. Kamu bakal kaget sekaligus kagum karena ternyata ia pernah “nakal” sewaktu remaja. Untungnya, kenakalannya tidak berlangsung lama dan ia segera kembali fokus mengenyam pendidikan sekaligus menekuni dunia tulis-menulis. Untuk mengetahui detail yang lebih lengkap, berikut informasinya. 1. Kehidupan Masa Kecil Seno Gumira Ajidarma ialah putra dari pasangan Prof. Dr. Sastroamidjojo dan dr. Poestika Kusuma Sujana. Ia lahir di Boston, Amerika Serikat tanggal 19 Juni 1958, tetapi tumbuh dan besar di Yogyakarta. Sejak muda, ia telah mengenal kesusastraan dan banyak membaca buku-buku kisah petualangan. Salah satu karya yang disukainya adalah cerita tentang suku Apache karya Karl May yang mengisahkan petualangan tokoh bernama Old Shutterhand. Kisah Old Shutterhand sanggup memengaruhi Seno Gumira. Sampai-sampai, gara-gara membacanya ia jadi ikut-ikutan berpetualang, mengembara ke Jawa Barat hingga Sumatera. Demi petualangannya, ia bahkan menolak melanjutkan SMA. Selama mengembara sekitar 3 bulan, ia sempat bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk di Medan karena kehabisan uang. Di masa sulitnya itu, Seno menghubungi sang ibu untuk meminta uang. Alih-alih memberikan uang pada putranya, sang ibu malah mengirimkan tiket pulang. Mau tak mau, penulis cerita Sepotong Senja untuk Pacarku 2002 ini pun kembali ke Yogyakarta. Ia kemudian masuk ke SMA Kolese De Britto, sekolah swasta yang membebaskan siswanya untuk tidak mengenakan seragam. Baca juga Biografi Sapardi Djoko Damono, Sang Pujangga Sederhana Asal Solo 2. Masa Pencarian Identitas Biografi masa remaja Seno Gumira Ajidarma cukup menarik untuk dibahas lebih jauh. Layaknya kebanyakan remaja pada umumnya, ia pernah salah memilih teman bergaul meski tidak sampai terjerumus dalam pergaulan bebas. Kala itu, ia kerap ikut tawuran dan kebut-kebutan di jalan. Ia lebih banyak bergaul dengan anak-anak jalanan ketimbang teman-temannya yang tinggal di sekitar kediamannya di kawasan Bulaksumur UGM Universitas Gadjah Mada. Suatu kali dalam sebuah wawancara, ia pernah mengakui kenakalannya dikarenakan dirinya sedang berada di masa pencarian identitas. Pencarian identitasnya baru berhenti setelah ia mengenal sosok sastrawan WS Rendra. “Saat remaja, orang akan mencari identitas, ada yang berkelahi, ngebut, menjadi modis, dan lain-lain sebagainya,” ujarnya kepada White Board Journal tahun 2016. “Pencarian identitas saya berhenti ketika saya menonton Rendra. Seketika itu, entah kenapa saya langsung saya ingin jadi seperti beliau.” Baca juga Biografi Raden Patah, Keturunan Raja Majapahit yang Menjadi Pendiri Kesultanan Demak 3. Kuliah dan Menikah Sang maestro literasi kontemporer ini hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Tahun 1977, ia diterima masuk di Jurusan Sinematografi Institut Kesenian Jakarta IKJ yang kala itu masih bernama Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta LPKJ. Pada 1981, Seno yang saat itu bekerja sebagai wartawan memutuskan untuk menikah dengan wanita bernama Ikke Susilowati. Dari pernikahan ini, keduanya dikaruniai seorang putra yang diberi nama Timur Angin. Di sela kesibukannya bekerja dan berkarya, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan formal. Pengarang novel pentalogi Nagabumi sejak 2009 ini berhasil merampungkan S1-nya di IKJ dan lulus tahun 1994, kemudian meraih gelar Magister Ilmu Filsafat 2000 dan Doktor Ilmu Sastra 2005 dari Universitas Indonesia UI. Awal Mula Terjun ke Dunia Sastra Sumber Twitter – ubudwritersfest 1. Proses Kreatif Dimulai setelah Mengenal Teater Berbicara mengenai biografi Seno Gumira Ajidarma, kamu tentu penasaran bagaimana awal mulanya terjun ke dunia sastra. Rupanya, ia lebih dulu berkenalan dengan teater sebelum menekuni dunia yang membesarkan namanya. Proses kreatif sang sastrawan bermula sewaktu memasuki usia 17 tahun. Kala itu, ia bergabung dengan kelompok sandiwara bernama Teater Alam yang dipimpin oleh Azwar selama kurang lebih 2 tahun. Selama menjadi anggota Teater Alam, Seno rajin menulis dan mengirimkan karya berupa puisi maupun cerpen ke media-media cetak. Ia menjadikan Remy Silado dan Rendra sebagai motivator sekaligus inspirator baginya dalam berkarya. “Waktu itu, teater asing buat saya. Dan drama, saat itu kita tahu hanya hadir saat perayaan 17-an saja. Salah satu drama Rendra yang saya tonton adalah Mastodon dan Burung Kondor, karena judulnya yang unik. Sejak itu, nama Rendra itu semakin terdengar oleh saya,” kata Seno Gumira Ajidarma ketika diwawancara White Board Journal. Baca juga Biografi Tung Desem Waringin, Sang Motivator Kondang Pencetak Rekor MURI 2. Jadi Wartawan Demi Tetap Menulis Seno Gumira Ajidarma memulai kariernya di bidang jurnalistik tahun 1977 sebagai wartawan lepas untuk harian Merdeka, kemudian bekerja di majalah kampus Cikini 1980 dan Jakarta Jakarta 1985–1992. Ia pernah pula menjabat sebagai pemimpin redaksi di Sinema Indonesia dan redaktur di majalah mingguan Zaman 1983–1984. Tahun 1992, Seno sempat menganggur lantaran majalah Jakarta Jakarta berhenti terbit. Positifnya, ia jadi punya waktu kembali ke bangku kuliah untuk menyelesaikan pendidikan S1 yang sebelumnya sempat tertunda. Kendati sibuk kuliah, pria yang lahir di Boston ini tetap aktif sebagai jurnalis dan diperbantukan menjadi wartawan di tabloid Citra. Tak lama kemudian, ia kembali bekerja di Jakarta Jakarta pada akhir 1993. Barangkali, waktu yang dihabiskannya selama menjadi wartawan amat berarti bagi Seno. Bahkan, ia kerap menolak jika disebut sebagai sastrawan walaupun punya banyak karya karena menurutnya kata itu kurang mewakili profesinya. “Wartawan bisa menulis, kan? Jadi wartawan itu seolah-olah bisa mewakili semuanya,” tuturnya ketika diwawancara BBC tahun 2012. Baca juga Biografi Bob Sadino, Pengusaha Sukses yang Memulai Usaha dari Telur Ayam Negeri Koleksi Karya Fiksi dan Nonfiksi Sumber Twitter – kedaiboekoe Artikel biografi ini memaparkan pula karya-karya Seno Gumira Ajidarma yang sebagian besar berbicara mengenai politik dan kemanusiaan. Akan tetapi, tak sedikit pula karyanya yang bertemakan cinta dan kehidupan. Walau begitu, ia mengaku tidak memiliki pakem tertentu dalam berkarya. Seno lebih nyaman menulis sesuatu sesuai dengan kebutuhan, tergantung kepada siapa karyanya ditujukan. Misalnya, ia akan menulis dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti jika karyanya ditujukan untuk kepentingan banyak orang. “Itu tergantung kebutuhan. Kalau kebutuhannya adalah ide-ide saya pribadi, ya saya tidak peduli dimengerti atau tidak,” katanya kepada BBC 2012. “Tapi kalau urusannya persoalan orang banyak, demi kepentingan orang banyak, maka saya tentu menggunakan bahasa yang sebisa mungkin pasti dimengerti.” Yang jelas, tulisannya terbagi menjadi karya fiksi dan nonfiksi, semisal cerpen, novel, hingga esai. Daripada kamu penasaran, langsung saja intip keterangan seputar tulisan-tulisan Seno berikut ini! Baca juga Biografi Pangeran Antasari, Pahlawan Banjar yang Berusaha Mengusir Belanda dari Kampung Halamannya 1. Tulisan Fiksi a. Puisi dan Cerpen Seno Gumira Ajidarma pertama kali melahirkan karya berupa puisi yang dimuat di majalah Aktuil pada awal 1970-an. Semenjak itu, ia rajin menulis dan mengirimkan puisi-puisi di media cetak. Ratusan puisinya pun telah dirangkum dalam antologi, di antaranya yang berjudul Mati Mati Mati 1975; Bayi Mati 1978; dan Catatan-Catatan Mira Sato 1978. Adapun cerpen karyanya yang diterbitkan, tak sedikit pula jumlahnya. Sebagian besar dikumpulkan dalam beberapa buku antologi cerpen, sebut saja Manusia Kamar 1988; Saksi Mata 1994; Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi 1995; serta Sepotong Senja untuk Pacarku 2002. Dari daftar di atas, Manusia Kamar pernah dicetak ulang pada tahun 2000 dengan judul Matinya Seorang Penari Telanjang. Sementara itu, karyanya yang berjudul Saksi Mata dan Negeri Kabut 1996, masing-masing diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul Eye Witness oleh Jan Lingard dan The Land of Mists oleh Tim Kortschak. Kedua cerpen tersebut pun tidak hanya diterbitkan di buku antologi, tetapi juga di biografi bertajuk Sastrawan Indonesia Seno Gumira Ajidarma, Penerima Hadiah Sastra Asia Tenggara 1997. Hebat sekali, bukan? Lanjutkan membaca jika ingin tahu tentang karyanya yang lain! Baca juga Biografi Dewi Sartika, Sang Pejuang Hak-Hak Kaum Perempuan dari Priangan b. Komik dan Novel Awal 2000-an, Seno melebarkan sayap di dunia kepenulisan dengan mencipta komik. Beberapa komik yang pernah diterbitkan antara lain, Jakarta 2039, 40 Tahun 9 Bulan setelah 13—14 Mei 1998 2001; Taxi Blues 2001; dan Sukab Intel Melayu Misteri Harta Centini 2002. Di sisi lain, novel-novel karyanya juga terbilang fenomenal di kalangan pencinta sastra. Sebut saja Jazz, Parfum, dan Insiden 1996; Kitab Omong Kosong 1994; Biola Tak Berdawai 2004; Kalatidha 2007; Wisanggeni Sang Buronan 2000; dan Nagabumi I Jurus Tanpa Bentuk 2009. Berbeda dengan novel lain, Nagabumi merupakan cerita berseri yang diluncurkan bertahap. Tahun 2019, novel tersebut hadir dengan jilid ketiga berjudul Nagabumi III Hidup dan Mati di Chang’an. Sementara itu, jilid keduanya diberi judul Nagabumi II Buddha, Pedang dan Penyamun Terbang, dan dirilis pada 2011. c. Naskah Skenario Asal kamu tahu, pengarang serba bisa ini juga beberapa kali menulis naskah pertunjukan. Naskahnya berjudul Mengapa Kau Culik Anak Kami 2001 pernah dipentaskan dua kali di dua lokasi berbeda. Pertama di Taman Ismail Marzuki TIM Jakarta pada 6–8 Agustus 2001, selanjutnya di Taman Budaya Yogyakarta tanggal 16–18 Agustus 2001. Ia tercatat pula menulis naskah drama lain berjudul Pertunjukan Segera Dimulai 1976. Pada 1999, ia menulis naskah untuk Clara yang diadaptasi dari cerpen berjudul sama. Cerpen itu sebelumnya sudah dimuat di antologi Iblis Tak Pernah Mati 1999. Selain naskah drama, Seno Gumira Ajidarma dilibatkan pula dalam penulisan skenario film Wiro Sableng 212 2018 garapan Lifelike Pictures. Cerita dalam film ini didasarkan pada karakter pendekar bernama Wiro Sableng di novel seri karya Bastian Tito. Baca juga Biografi Mahatma Gandhi, Sang Pejuang Kemerdekaan Anti-Kekerasan 2. Tulisan Nonfiksi Tak hanya karya fiksi, melalui artikel biografi ini, kamu juga berhak tahu tulisan-tulisan nonfiksi yang pernah lahir dari tangan dingin Seno Gumira Ajidarma. Lantaran bekerja sebagai wartawan, ia pun banyak menerbitkan esai. Beberapa tulisan esainya yang terkenal antara lain, Surat dari Palmerah 2002; Kisah Mata Fotografi Antara Dua Subjek Perbincangan Tentang Ada 2002; Affair Obrolan Tentang Jakarta 2004; Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara 2005; dan Sembilan Wali dan Siti Jenar 2007. Penghargaan yang Pernah Diraih Sumber Twitter – LitBritish Kegigihan Seno Gumira Ajidarma untuk terus menciptakan karya terbukti berbuah manis. Ia terbilang sering menerima penghargaan sastra, baik dari dalam negeri dan mancanegara. Namun, tidak semua penghargaan diterimanya, lho! Seno ternyata pernah menolak penghargaan bidang kesusastraan dari Ahmad Bakrie Award tahun 2012. Akan tetapi, ia enggan menyebut alasannya secara pasti dan hanya memberikan jawaban yang filosofis sewaktu diwawancara BBC 2012. “Adakalanya dunia politik menyentuh kita, sehingga saya atau kita harus bersikap. Saya tidak bisa terus-menerus di menara gading. Ada keputusan saya harus turun,” ucapnya. “Ada titik tertentu tidak bisa menghindar lagi dari politik, sehingga tulisan saja tidak cukup.” Satu ditolak, tetapi ia masih mengantongi deretan penghargaan bergengsi lain. Apa saja? Berikut ini daftar penghargaan yang pernah diraih Seno sepanjang kariernya di dunia kesusastraan Indonesia. Penghargaan dari majalah Zaman tahun 1980 untuk cerpen Dunia Gorda Penghargaan dari harian Kompas tahun 1990 dan 1993 untuk cerpen Midnight Express dan Pelajaran Mengarang Penghargaan dari harian Suara Pembaruan 1991 untuk cerpen Segitiga Emas Dinny O’Hearn Prize for Literary 1997, Australia, untuk cerpen Saksi Mata South East Asia Write Award 1997, Bangkok, Thailand, untuk cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Penghargaan dari Radio Arif Rahman Hakim 1997 untuk cerpen Kejadian Kusala Sastra Khatulistiwa Khatulistiwa Literary Award 2005, Indonesia Cerpen Terbaik pilihan Kompas tahun 2007 dan Anugerah Pena Kencana 2008 untuk Cinta di Atas Perahu Cadik Author of the Day di London Book Fair 2019 Meneladani Seno Gumira Ajidarma Lewat Biografi Dirinya Kagum dengan sosok Seno Gumira Ajidarma setelah membaca biografi lengkap dirinya di atas? Jika ingin menjadikan sang pengarang sebagai teladan, kamu juga perlu mengetahui satu lagi capaian dalam kariernya. Bahwasanya, ayah satu anak ini pernah menjadi juri Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta DKJ pada 2008. Sampai tahun 2010, namanya juga berada di jajaran tim juri ajang Festival Film Indonesia FFI. Ia disibukkan pula sebagai pengajar di Fakultas Film & Televisi IKJ, serta menjabat jadi rektor di kampus tersebut sejak tahun 2016. Seno kerap pula didapuk menjadi pembicara di acara-acara seminar kesusastraan dan kepenulisan. Selain Seno, masih banyak tokoh lain dari kalangan sastrawan maupun negarawan yang dapat kamu jadikan panutan, mulai dari Buya Hamka hingga Moh Hatta. Makanya, jangan lewatkan informasi tokoh-tokoh penting Indonesia di KepoGaul, ya. PenulisArintha AyuArintha Ayu Widyaningrum adalah alumni Sastra Indonesia UNS sekaligus seorang penulis artikel nonfiksi yang juga punya banyak jam terbang menulis fiksi, seperti cerpen dan puisi. Terkadang terobsesi menulis skrip untuk film atau sinema televisi. Punya hobi jalan-jalan di dalam maupun luar negeri. EditorNurul ApriliantiMeski memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, wanita ini tak ragu "nyemplung" di dunia tulis-menulis. Sebelum berkarier sebagai Editor dan Content Writer di Praktis Media, ia pun pernah mengenyam pengalaman di berbagai penjuru dunia maya.
Sinopsis Salah satu cerpen Kompas tahun 2005-2006 yang berjudul. “Gerobak” karya Seno Gumira Ajidarma ini bermula dari keheranan tokoh. “aku” yang keheranan karena melihat banyak gerobak berisikan manusia (di. dalam cerpen disebutkan dengan sebuah keluarga kecil) pada masa bulan. puasa hingga menjelang masa lebaran.
Eits bukan, ini bukan dodolitdodolitdodolibret yang lagu anak-anak itu! Dodolitdodolitdodolibret merupakan cerpen tulisan sastrawan Seno Gumira Ajidarma yang dimuat di harian Kompas.Dodolitdodolitdodolibret menuai kontroversi karena kemiripannya dengan cerita The Three Hermits karya Leo Tolstoy. Kedua cerita menceritakan tentang

Kaliini, komik “Layang-Layang” yang digarap oleh komikus legendaris Gerdi WK. Komik ini diolah dari cerpen berjudul sama karya Seno Gumira Ajidarma (SGA) yang terbit tahun 2004 silam. Cerpen “Layang-Layang” sebelumnya pernah terbit dan termaktub dalam buku kumpulan cerpen Aku Kesepian, Sayang, dan Datanglah, Menjelang Kematian tahun 2004.

Ghofur Abd. (2014). Analasis Dekonstruksi Tokoh Takeshi dan Mitsusaburo da-lam Novel Silent Cry Karya Kenzaburo Oe Perspektif Jacques Derrida. Jurnal OKARA 1 (1). Habsari. (2015). "Aku, Pembunuh Munir" Karya Seno Gumira Ajidarma: Kajian Semiotika Roland Barthes. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Karnanta, Kukuh Yudha. (2015). TJEG.
  • h7o777g7yb.pages.dev/182
  • h7o777g7yb.pages.dev/246
  • h7o777g7yb.pages.dev/56
  • h7o777g7yb.pages.dev/108
  • h7o777g7yb.pages.dev/295
  • h7o777g7yb.pages.dev/192
  • h7o777g7yb.pages.dev/140
  • h7o777g7yb.pages.dev/396
  • h7o777g7yb.pages.dev/252
  • cerpen karya seno gumira ajidarma