A 02. SUARA (MANUSIA, BENDA, DAN HEWAN) Manusia pasti mempunyai berbagai pengalaman dimana salah satunya adalah pengalaman yang berhubungan dengan pendengaranya.Contohnya saja disaat seseorang melihat dan menyaksikan seorang pemburu sedang berburu binatang, dan tiba-tiba, “DOOR!!”, pemburu itu terdengar menembak seekor Ketika kita bekerja menggarap sesuatu secara sungguh-sungguh, pasti akan ada masa di mana kita terbentur dengan pertanyaan mendasar mengenai pekerjaan yang kita lakukan. Sebetulnya apa yang sedang kita kerjakan? Apa maknanya bagi kita? Apa artinya pekerjaan ini bagi masyarakat? Apakah hal yang kita lakukan memberikan manfaat pada umat manusia? Begitu juga dengan seorang seniman atau publik seni pada umumnya. Pada suatu titik mereka akan bertanya mengenai sebetulnya apa yang sedang mereka lakukan? bahkan apa sebenarnya yang dimaksud dengan seni itu sendiri. Pada kondisi inilah biasanya insting berfilsafat akan tumbuh. Bisa jadi pada satu titik seorang seniman akan lumpuh dalam berkarya karena merasa pekerjaan yang dilakukannya tidak memiliki arti. Mungkin ia juga akan beralih profesi pada pekerjaan lain yang benefit finansialnya lebih baik. Namun, dalam masa yang penuh akan keraguan dan pertanyaan ini, bisa jadi kita menemukan hal yang sebenarnya ingin kita geluti. Misalnya, bisa jadi sebetulnya kita lebih menerima seni sebagai ilmu terapan yang akan mengantarkan kita menjadi seorang desainer. Dengan mengetahui betul apa yang sebenarnya kita lakukan, maka kita akan lebih yakin dan tidak ragu dalam menggarap apa pun yang sedang kita geluti. Hasilnya pun akan lebih maksimal dan lebih menggambarkan karakteristik utuh dari apa yang kita yakini sebagai seni. Tentunya, buah pemikiran mengenai seni ini amatlah banyak dan sangat luas cakupannya. Berbagai pemikiran, pertanyaan, keraguan, dan pesimis ini adalah akar dari segala ilmu yang kini telah tumbuh subur di segala bidang. Apa yang sedari tadi kita pikirkan, pertimbangkan, dan pertanyakan tak lain dan tak bukan adalah filsafat. Spesifiknya, filsafat seni dalam aplikasinya pada kehidupan sehari-hari. Filsafat seni adalah kajian masalah umum dan mendasar mengenai “apa itu seni?” secara sistematis melalui metode-metode ilmiah untuk mendapatkan pemahaman serta kebijaksanaan yang lebih baik dari berbagai pemahaman dan sesuatu yang telah disetujui saat ini. Intinya, melalui filsafat seni kita terus berusaha untuk mencari tahu mengenai seni baik dari sisi intrinsik filsafat seni sebagai filsafat maupun sisi ekstrinsiknya bersangkutan dengan masyarakat, dsb. Beberapa pertanyaan yang dapat tersirat dari filsafat seni meliputi “Apakah seni itu harus selalu indah?”, “Apakah seni harus memiliki nilai guna?”, “Bagaimana kaitan sains dengan seni? apakah seni memiliki manfaat untuk manusia?”, dsb. Filsafat adalah bidang ilmu yang harus dibarengi dengan pemahaman penuh pada dasar-dasar logika dan rasio yang digunakan untuk mempertanyakan dan mempersoalkan hakekat dasar dari suatu bidang. Di sini hanya akan dibahas berbagai pengetahuan umum dan mendasar perihal filsafat seni, tidak akan ada pertanyaan kontroversial ataupun pengolahan ide radikal. Filsafat seperti pedang bermata dua, tanpa mengerti cara menggunakannya kita dapat melukai jendela pemikiran kita sendiri, atau yang lebih buruk tidak akan mendapatkan apa-apa. Di bawah ini adalah tautan artikel yang menjelaskan pengertian, ciri, serta contoh filsafat yang dapat digali terlebih dahulu sebelum kita menyelami filsafat seni lebih jauh. Baca juga Filsafat Pengertian, Ciri, Contoh & Fungsi Menurut Para Ahli Manfaat Filsafat Seni Kebanyakan orang hanya terbawa oleh arus dan menerima pendapat pengertian seni seperti yang telah mereka dengar dan alami sehari-hari. Cara berpikir analog/mekanis seperti itu akan mengakibatkan karya seni menjadi seragam dalam suatu zaman. Dengan demikian kita tidak akan mampu mengadakan perkembangan terhadap dunia seni. Pertanyaan filosofis tentang seni akan membuat kita menjadi kritis, sehingga mampu memberikan perubahan dan perkembangan bagi budaya seni. Maka dari itu, seorang seniman pada akhirnya harus memiliki filsafat seninya sendiri dan mampu mengaplikasikan pada karyanya agar dapat memberikan perkembangan bagi budaya seni. Karena itulah pemahaman pada filsafat seni sangatlah penting. Tanpa pemahaman yang baik pada filsafat seorang seniman hanya mampu mengepul informasi dari berbagai teori filsafat lalu menjadikannya sebagai sikap hidup berkeseniannya. Misalnya seorang seniman yang banyak membaca berbagai literasi sosialis akan menggunakan prinsip-prinsip teori tersebut terhadap karyanya dan memberikan pesan moral positif. Hal tersebut memang tidak apa-apa, justru bagus, seniman tersebut memberikan kontribusi nyata bagi budaya seni. Sayangnya hal tersebut justru kurang bersimpangan dengan filsafat. Seseorang yang mengepul informasi yang telah ada lalu mengaplikasikannya adalah seorang teknokrat, bukan filsuf. Walaupun pengalaman dan dedikasi seorang teknokrat sangat baik, tetapi ada kebutuhan yang belum dipenuhi untuk perkembangan seni itu sendiri; pemikiran baru yang tumbuh dari filsuf seni. Karenanya berfilsafat tetap dibutuhkan untuk menghadirkan pesona baru bagi karya seni yang digarap. Filsafat Seni dan Estetika Awalnya hubungan filsafat dan seni selalu dikaitkan dengan estetika. Hal itu terdengar sangat masuk akal bagi nalar kita, karena estetika adalah filsafat yang mempertanyakan keindahan. Tetapi hari ini dunia seni telah sadar bahwa seni tidak harus selalu indah. Terdapat banyak komponen lain dari nilai/output yang diberikan oleh karya seni selain kecantikannya. Maka dari itu diperlukan suatu bidang khusus selain estetika untuk mempersoalkan hakekat seni; filsafat seni. Baca juga Estetika – Pengantar Filsafat Keindahan Estetika mempersoalkan hakekat keindahan alam dan karya seni, sementara filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni atau definisi seni itu sendiri. Jadi, boleh dikatakan perbedaan yang paling signifikan dari estetika dan filsafat seni adalah objek materialnya. Beberapa perbedaan lainnya dibahas pada table dibawah ini Pokok Bahasan Filsafat Seni Estetika Ekspresi Mengekspresikan gagasan dan perasaan Tidak menggagaskan sesuatu Komunikasi / Pertanyaan Seni menimbulkan pertanyaan maksud/tujuan dari seniman Keindahan alam tidak dibuat oleh manusia Aktivitas Seni dapat meniru alam Alam tidak dapat meniru seni Kegunaan Dapat memiliki manfaat praktis dan indah perkakas belati, gelas, dll Tidak perlu manfaat praktis untuk menjadi indah Pokok Bahasan Filsafat Seni Dalam studi filosofis, persoalan selalu muncul dari pertanyaan. Pertanyaan filosofis dari dulu sampai sekarang masih tetap sama, yaitu sesederhana “Apakah seni itu?” pertanyaan yang selalu sama dan sederhana itu nyatanya memunculkan banyak pendapat yang berbeda-beda dan tidak pernah usai dari masa ke masa. Dalam pertanyaan filosofis kita tidak akan hanya mempertanyakan dari satu sudut pandang/bagian. Seperti dalam dalam seni rupa kita tidak akan hanya mempersoalkan karya seni atau produk seni itu sendiri, tetapi juga aktivitasnya, keterlibatan pihak luar dalam proses hingga ke medan yang dilaluinya. Menurut Jakob Sumardjo 2000, terdapat enam pembahasan pokok dalam filsafat seni, yaitu Benda seni Pencipta seni Publik seni Konteks seni Nilai-nilai seni Pengalaman seni Benda Seni Pokok persoalan seni tentunya diawali oleh wujud konkret yang terindera dan teralami oleh manusia. Tanpa lahirnya benda seni tidak akan muncul persoalan-persoalan seni diatas. Dalam pokok bahasan benda seni dibahas material seni dan atau medium seni. Seni terwujud berdasarkan medium tertentu baik indera pendengaran, pengelihatan, atau gabungan keduanya dan lain-lain. Setiap medium memiliki ciri khasnya sendiri dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penggolongan tersebut akan melahirkan ilmu-ilmu seni khusus, seperti ilmu sastra, ilmu seni tari, ilmu seni teater, dan lain-lain. Dalam persoalan benda seni biasanya akan dipermasalahkan apakah suatu karya seni merupakan peniruan kenyataan/alam mimesis atau seni merupakan ekspresi jiwa manusia. Dalam rekaman sejarah, debat tentang pokok persoalan tersebut telah dimulai sejak Plato dan Aristoteles dan tak pernah usai hingga sekarang. Persoalan subjektivitas dalam seni ekspresi dan objektivitas mimesis berlangsung di lingkungan penciptaan seniman dan pengamatan evaluasi kritikus. Benda seni juga mungkin akan mempermasalahkan analisis bentuk da isi seni. Perdebatan yang terjadi dalam konteks ini juga tidak kalah sengit. Pencipta Seni Persoalan seni dan seniman menyangkut masalah kreativitas dan ekspresi. Apa itu kreativitas? Apa yang dimaksud ekspresi, dan apa bedanya dengan representasi? Gender juga dapat menjadi pertanyaan, apakah seniman seni berjenis kelamin wanita berbeda dengan seniman lelaki? Pribadi seniman juga akan dipermasalahkan, karena biasanya akan menimbulkan gaya atau style yang berbeda dari setiap individu. Publik Seni Seni adalah bentuk komunikasi antar pencipta dan apresiatornya. Seni tidak dapat disebut seni tanpa pengakuan masyarakat seni dan atau dengan masyarakat umumnya. Seniman disebut seniman oleh masyarakat karena status yang diperjuangkannya. Seni itu publik, maka persoalan-persoalan komunikasi, nilai-nilai masyarakat menjadi persoalan seni juga. Apresiasi, insitusi, jarak estetik, empati tidak selalu mencakup seluruh masyarakat, terkadang mungkin ada beberapa pihak yang tidak setuju untuk menerima produk seni. Maka dipersoalkan juga karakteristik masyarakat melalui kajian sosiologi, psikologi dan antropologi seni. Nilai Seni Benedetto Croce berpendapat bahwa karya seni atau benda seni tidak pernah ada, sebab seni itu terdapat pada jiwa setiap penanggapnya. Disini dibacarakan nilai-nilai seni yang diciptakan sendiri oleh penanggap seni terhadap sesuatu yang diperlakukannya sebagai benda seni. Disitulah persoalan seni paling rumit dibicarakan dalam pembicaraan mendasar tentangnya. Persoalan seni sebetulnya adalah persoalan nilai-nilai tadi sehingga dalam bidang filsafat kajian seni dikategorikan dalam kelompok kajian tentang nilai, sejajar dengan etika dan logika. Pengalaman Seni Seni bukan hanya masalah komunikasi belaka, seni tidak hanya menyampaikan informasi. Komunikasi seni adalah komunikasi nilai-nilai berkualitas, baik kualitas perasaan maupun kualitas medium seni itu sendiri. “Singkat kata, komunikasi seni adalah komunikasi pengalaman yang melibatkan kegiatan nalar, emosi, dan intuisi.”Jakob Sumardjo, 2000, hlm. 31. Seperti Croce pada nilai seni ada juga yang berpendapat bahwa hakikat itu ada pada pengalaman, bukan benda atau nilai. Memasuki pengalaman seni berarti merasakan pengalaman sejenis dengan pengalaman saat kita sedang merasa terancam bahaya, puas saat memakan masakan yang enak atau euphoria saat memenangkan kontes tertentu. Simpulan Persoalan seni ternyata melibatkan berbagai pokok tinjauan, satu sama lain berikatan. Masing-masing pokok seni dapat bersanding dengan baik atau bertentangan. Persoalan benda seni akan melibatkan pembicaraan tentang nilai-nilai dan pengalaman seni yang diperoleh, sedangkan persoalan nilai-nilai akan berkaitan dengan public seni dan konteks sosial-budaya. Semua pemaparan di atas memperlihatkan bahwa persoalan seni bukanlah persoalan yang mudah dijawab. Dengan menggunakan pokok bahasan tersebut kita dapat mulai mempertanyakan pertanyaan filosofis kita sendiri dengan cara yang lebih tertata dan melanjutkan atau mendebat apa yang telah ditemukan pemikir seni sebelumnya. Referensi Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung Penerbit ITB. Graham, Gordon. 1997. Philosophy of the Arts. Repository KNC India, Diakses tanggal 2018-01-22,
Berbedadengan karya seni murni, desain merupakan suatu aktivitas yang bertitik tolak dari unsur-unsur obyektif dalam mengekspresikan gagasan visualnya.Unsur-unsur obyektif suatu karya desain adalah adanya unsur rekayasa (teknologi), estetika (gaya visual), prinsip sains (fisika), pasar (kebutuhan masyarakat), produksi (industri), bahan (sumber daya alam), budaya

yang di sebut kebudayaan? yang dapat di kaji seni? dua bahasan estetika dalam menilai seni, sebut dan jelaskan! cabang-cabang seni? media dari seni musik,seni tari,seni teater, dan seni rupa.​ jawabanKebudayaan adalah suatu keseluruhan dari sistem gagasan, tindakan, dan juga hasil karya dari manusia untuk memenuhi kehidupan bermasyarakat dan hal tersebut kemudian akan dijadikan manusia sebagai milik mereka sendiri dengan cara belajar. Penjelasan lebih lanjut akan kakak jabarkan di bawah ini ya… Stay tuned! 2. -Seni diartikan halus, kecil dan halus, tipis, lembut dan enak didengar, mungil dan elok. -Keahlian membuat karya bermutu dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya -kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi3. dalam bahasa estetika ada 2 yaitu bicara estetika seni atau apresiasi seni...kalau masalah apresiasi seni ya itu termasuk dunia kritik seni gan...tapi kalau bicara tentang bahasa estetika,setau saya gak ada tuch yg namanya bahasa estetika,estetika kan bicara keindahan4. Seni Rupa. Cabang seni yang pertama adalah seni rupa. ...Seni Musik. ...Seni Tari. ...Seni Sastra. ...Seni media seni musik1. Media dasara. Timbreb. Ritmec. Nada2. Alat instrumena. Idiofinb. Membranofonc. Kordofond. Aerofone. Elektrofon3. Suara manusiaB. media seni tari1. Iringan tari2. Musik internal3. Musik eksternal4. Tata rias dan kostum tariC. media seni teater1. Tubuh2. Suara3. Kata,4. Gerak/akting5. lustrasi PropertiPenjelasanmaaf kalau salah

Merekamenghargai kebebasan, ambiguitas, dan estetika, dan kurang memiliki keterampilan dalam memanipulasi data secara teratur. Tipe Sosial Seseorang yang memiliki ciri kepribadian sosial memerlukan keterampilan sosial, pendidikan, seseorang yang memiliki tipe sosial lebih bersikap kooperatif, etis, bertanggungjawab, penuh pemahaman dan ramah.
- Dalam suatu bidang, kita sudah tidak asing lagi dengan kata estetika. Kata ini sering digunakan untuk menilai keindahan suatu hal yang dilihat secara subyektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas mengenai kesenian dan keindahan secara satu sama lain, dan penilaian dari seseorang. Selain itu, estetika juga membutuhkan kepekaan untuk menilai keindahan dari buku Estetika Filosofi 2018 oleh Sunarto, istilah estetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu aestheticos yang berarti sensitif atau hidup. Jika dijelaskan lebih detail, estetika bisa dirasakan melalui semua panca indera manusia. Sebenarnya, istilah estetika ini tidak hanya untuk bidang kesenian, tetapi seluruh bidang. Itu disebabkan karena estetika memiliki pengertian yang luas alias tidak hanya mencakup satu hal saja. Baca juga Seni Relief Pengertian dan ContohnyaKonsep nilai estetika Dalam penilaian estetika, pasti ada konsep yang digunakan agar mempermudah para estetikawan atau kritikus untuk menilai. Salah satu konsep penilaian estetika sering digunakan adalah konsep beauty and the ugly. Berdasarkan jurnal Estetika Seni 2019 dari Riyan Hidayatullah, konsep ini dinilai berdasarkan keindahan dari suatu obyek atau karya dan terbagi menjadi dua penilaian, yaitu beauty dan ugly. Jika beauty, karya itu diakui indah karena memenuhi standar yang ditetapkan oleh suatu lembaga maupun masyarakat luas. Sementara, jika ugly, karya itu dianggap jelek karena tidak memenuhi standar keindahan dari suatu lembaga atau banyak masyarakat kurang menyukai karya tersebut. Unsur estetika Ada macam-macam unsur yang diamati oleh para estetikawan atau kritikus sebagai pedoman penilaian, yaitu Unsur bentuk Unsur ini bisa disebut sebagai unsur shape karena fokus utama nilai estetika adalah bentuk. Unsur bentuk juga terbagi menjadi dua, yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Berikutadalah beberapa fungsi sekolah yang dituliskan oleh Prof. Dr. S. Nasution dalam bukunya ‘Sosiologi Pendidikan’: 1. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan. 2. Sekolah memberikan keterampilan dasar. 3. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib. 4. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan. Mendengar kata estetika pasti bukan menjadi hal asing lagi bagi sebagain orang. Terlebih lagi jika diantara individu dan kelompok adalah pekerja seni budaya, maka keberadaan nilai estetika merupakan hal yang amat sangat penting untuk dimiliki. Estetika pada umumnya memiliki nama atau istilah lain yaitu keindahan. Keindahan tersebutlah yang akan membuat seseorang merasa tertarik terhadap sesuatu yang dilihatnya. Melalui nilai estetika inilah pada hakekatnya banyak manusia mengungkapkannya dengan berbagai contoh apresiasi suatu karya seni. Nilai EstetikaPengertian Nilai EstetikaSifat Nilai EstetikaFormilEkspresionisPsikologisJenis Nilai EstetikaBentukWarnaTemaMotif hiasContoh Nilai EstetikaKeindahan lukisan pemandanganKecantikanPertunjukkanHarmoni dalam KaryaSimetri dalam Objek KaryaSebarkan iniPosting terkait Secara etimologis kata nilai estetika pada dasarnya tersusun atas dua suku kata. Dimana esetika berasal dari kata Yunani yaitu aistetika dan aesthesis. Aistetika sendiri artinya adalah hal-hal yang bisa diserap oleh panca indra, sedangkan aesthesis yaitu penyerapan panca indra atau sense perception. Sedangkan pengertian nilai estetika adalah penilaian utama yang akan diberikan pada karya seni, namun bukan hanya terletak pada keindahannya saja melainkan ada banyak aspek di dalamnya. Selain itu estetika adalah hal yang tidak akan pernah usai dan bisa digali setiap saat. Pengertian Nilai Estetika Nilai estetika adalah sumber rasa keindahan yang di dalamnya terdapat cinta kasih maupun kasih sayang karena adanya kecintaan yang dirasakan oleh manusia. Sehingga dengan hal ini tidak heran apabila manusia ingin kembali menikmati segala hal yang menjadi kecintaannya. Rasa cinta ini tidak hanya tertuju pada keindahan, akan tetapi juga pada kebenaran dalam hal ilmu pengetahuan dan rasa kebaikan atau moral. Pengertian Nilai Estetika Menurut Para Ahli Adapun untuk definisi nilai estetika menurut para ahli, antara lain sebagai berikut; Aristoteles, Nilai estetika adalah seni yang bisa memberikan dampak baik melalui ilmu pengetahuan sehingga dapat diaplikasikannya dan tidak kalah dengan ilmu eksak lain. Agustinus, Nilai estetika adalah suatu hal yang berupa keindahan dengan adanya kesatuan objek atau unsur seni lain yang sesuai dengan prinsip-prinsip seni serta mengetahui porsinya masing-masing. Earl of Shaftesbury, Nilai estetika adalah keindahan yang diperoleh dari ide murni abadi sehingga bisa menciptakan suatu hal yang luar biasa, tanpa harus ada campur tangan dari kepentingan pribadi selera karena dengan hal tersebut dapat merusak keindahan murni itu sendiri. Hutcheson, Nilai estetika adalah keindahan yang sifatnya tunggal yaitu kemurnian, serta mempercayai bahwa manusia dapat menciptakan keindahan tersebut karena dalam diri mereka terdapat kemampuan dasar yang sifatnya ekternal maupun internal. Sifat Nilai Estetika Beberapa macam sifat estetika tersebut yang diuraikan dibawah ini; Formil Sifat formil menunjukkan bahwa keindahan ini bersangkutan dengan pemikiran-pemikiran klasik yang menyangkut persoalan bentuk dan warna suatu karya seni. Estetika dapat dilihat dari hasil karya yang menunjukkan ketinggian, lebar, ukuran dan warna. Sifat ini memberikan arti bahwa rasa keindahan adalah emosi yang dikeluarkan secara langsung karena adanya bentuk dan tanpa memperhatikan unsur lainnya. Ekspresionis Sifat ekspresionis menunjukan bahwa keindahan tidak selalu menjelma dalam bentuk yang megah, akan tetapi dapat dirasakan dari tujuan atau ekspresinya. Keindahan karya seni bisa dinilai dari apa yang diekspresikannya, sehingga keindahan yang dihasilkan dengan ekspresinya nilainya jauh lebih sempurna. Ekspresi seni yaitu fungsi maupun kegunaan dari karya yang diciptakan, seperti bangunan, gedung dan lain sebagainya yang memiliki manfaat masing-masing. Psikologis Sifat seni secara psikologi tergambarkan dalam banyak hal yaitu secara mistik, intelektual, dan emosional. Keindahan bisa terwujud dari emosi yang dikeluarkan melalui prosedur pembuatan karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai rasa puas dari pengamat seni terhadap karya yang dilihatnya. Jenis Nilai Estetika Berikut dibawah ini yang termasuk bentuk nilai estetika yaitu; Bentuk Bentuk atau dalam bahasa inggris disebut shape merupakan hal yang sangat mempengaruhi jenis nilai estetika. Hal ini karena bentuk sangat berpengaruh terhadap objek atau daya tarik utama suatu karya seni. Secara umum bentuk objek dalam karya seni ada 2 macam yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Jenis nilai estetika yang dilihat dari bentuk dua dimensi yaitu karya yang tidak mempunyai volume dan bentuk datar, contohnya foto, hiasan dinding, lukisan dan lain sebagainya. Sedangkan nilai estetika yang dilihat dari tiga dimensi yaitu karya yang memiliki volume, ruang, kedalaman dan contohnya adalah patung, guci, keramik serta lain sebagainya. Warna Jenis warna nilai estetika yaitu mengandung unsur yang dipengaruhi oleh warna-warna dalam karya seni itu sendiri. Keindahan seni akan lebih terasa pada saat warna yang ditonjolkan sesuai dengan selera orang yang melihatnya. Misalkan saja masalah warna pakaian yang digunakan anak muda dengan orang tua, pastinya terdapat perbedaan dalam hal penilaian maupun selera. Tema Jenis nilai estetika pada tema artinya yaitu keindahan yang dilihat dari sebuah karya seni berdasarkan gagasan yang ingin disampaikan kepada orang lain dari pembuat seni tersebut. Tema seni itu sendiri banyak macamnya diantaranya ialah nilai budaya, alam, letak geografis dan lain sebagainya. Motif hias Motif ragam hias geometris pada seni berati bahwa gambar pada karya adalah suatu hiasan yang wajib untuk dimiliki, karena dengan pola-pola maupun motif tersebut nilai estetika jauh akan lebih meningkat dan menyenangkan seseorang yang melihat. Contoh Nilai Estetika Contoh Nilai Estetika Adapun untuk contoh nilai estetika yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja; Keindahan lukisan pemandangan Keindahan lukisan pemandangan bisa dirasakan oleh banyak orang. Akan tetapi rasa indah tersebut tidak dapat disamakan antara individu satu dengan individu lainnya. Hal ini dikarena masing-masing orang mempunyai persepsi tersendiri untuk menilai dari lukisan yang dilihat. Contoh nilai estika yang dilihat dari lukisan pemandangan mungkin sebagian orang yang melihatnya akan menganggap bahwa lukisan terlihat indah karena adanya unsur warna. Akan tetapi di lain pihak bisa jadi keindahan tersebut dapat dirasakan karena adanya unsur bentuk yang bagus. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai estika bisa dilihat maupun dirasakan dari berbagai hal yang ditunjukkan, dan masing-masing individu memiliki pengalaman estika tersendiri sehingga mereka cenderung menilai karya beradsarkan pengalaman yang telah mereka kantongi. Tidak heran rasanya jika apresiasi setiap orang terhadap karya seni itu berbeda-beda. Kecantikan Nilai estetika juga dapat dilihat berdasarkan standar kecantikan yang dimiliki setiap wanita. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa seorang wanita tidak begitu cantik, tetapi menarik untuk dilihat. Hal ini dikarenakan kriteria cantik pada masing-masing orang berbeda. Sebagai informasi bahwa kecantikan pada umumnya bersifat subjektif, sehingga kita tidak dapat memaksakan semua orang harus sependapat dengan yang kita rasakan. Menurut anda, wanita yang sedang dilihat cantik, tapi bagi orang lain yang melihatnya bisa saja dianggap tidak cantik. Hal ini juag dipengaruhi dari pengalaman estetikanya. Seseorang dapat mengatakan bahwa hal itu indah apabila memiliki pengaruh timbal balik dan menarik imajinasi serta pemikiran orang tersebut. Pertunjukkan Nilai estetika juga dapat dirasakan dari suatu pertunjukkan. Sudah pasti bahwa pertunjukkan sebelumnya dirancang dengan begitu baik, tujuannya agar seseorag yang melihat dapat merasakan keindahan yang akan ditunjukkan. Misalnya saja dalam hal ini seperti pertunjukan wayang. Namun kembali lagi, bahwa petunjukkan sifatnya juga subjektif, sehingga dalam hal ini tidak semua orang dapat merasakan hal yang sama dari pertunjukkan yang dilihat. Bisa jadi sebagian orang menganggap bahwa pertunjukkan yang dilihatnya adalah hal yang begitu menarik dan menguras perasaan. Namun tidak menutup kemungkinan juga bahwa ada orang yang kurang mendapat nilai keindahan dari pertunjukkan karena tidak adanya rasa yang menarik dalam pertunjukkan sehingga membuatnya merasa biasa saja dalam penilain pertunjukkan tersebut. Harmoni dalam Karya Harmoni menjadi peristilahan yang dimaksudkan ialah mencerminkan keselarasan, keseimbangan dan koherensi dalam suatu objek atau karya seni. Sehingga pemaknaannya melibatkan penggabungan elemen-elemen yang berbeda menjadi satu kesatuan yang estetis dan memikat. Simetri dalam Objek Karya Simetri adalah bagian dari adanya nilai estetika yang berhubungan dengan kesetaraan dan kecocokan antara dua atau lebih bagian simetris dalam suatu objek atau karya seni. Simetri ini juga setidaknya memberikan kesan keseimbangan dan ketertiban visual yang memikat. Nah, demikinlah artikel yang bisa kami kemukakan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian nilai estetika menurut para ahli, sifat, macam, dan contohnya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi wawasan.
Olahragaini merupakan jenis olahraga beregu yang dimainkan oleh dua tim. 2. Gedung MPR dan DPR. Selain di Surabaya, Anda bisa menjumpai jenis bangunan ini pada gedung MPR dan DPR RI yang berada di area Jakarta. Hal yang menarik adalah, area nusantara I atau lokawirasabha dengan tinggi 100 meter berlantai 24 ini memiliki kemiringan hingga 7
Dialahorang pertama yang memperkenalkan action research. Konsep pokok action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.
Keduaunsur ini sangat penting untuk digunakan dalam membuat karya seni rupa. Sedangkan bahan adalah benda yang digunakan, namun dapat habis jika digunakan terus menerus. Nilai estetika pada karya seni rupa dua dimensi. Source: More.. Kolase juga merupakan karya seni rupa dua dimensi, dimana penggabungan bahan menjadi satu.
w82Efj.
  • h7o777g7yb.pages.dev/97
  • h7o777g7yb.pages.dev/362
  • h7o777g7yb.pages.dev/258
  • h7o777g7yb.pages.dev/219
  • h7o777g7yb.pages.dev/398
  • h7o777g7yb.pages.dev/213
  • h7o777g7yb.pages.dev/128
  • h7o777g7yb.pages.dev/60
  • h7o777g7yb.pages.dev/309
  • ada dua bahasan estetika dalam menilai seni sebutkan dan jelaskan